Jenis dan Manfaat Sumber Daya Alam Indonesia

Pengertian, Jenis dan Manfaat Sumber Daya Alam Indonesia


Pengertian dan Peranan Sumberdaya Alam. Sumberdaya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.

 

SDA merupakan bahan baku didapatkan dari bumi yang mencakup dalam lingkungan fisik yang digunakan untuk perumahan, pakaian, pemanasan, pendinginan, transportasi dan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan manusia lainnya. Misalnya, pohon digunakan untuk berteduh, hewan untuk makanan dan pakaian, tanaman untuk obat-obatan, mineral dan bahan bakar fosil untuk listrik, transportasi, pemanasan dan pendinginan.

 

Sumberdaya ini meliputi tanah, udara, air, sinar matahari, hutan, margasatwa, ikan, bahan bakar fosil, logam dan mineral yang dihasilkan oleh proses alami bumi. SDA digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia akan memiliki dampak pada lingkungan global. Setiap kali bahan mentah digunakan untuk memproduksi barang, ada dampak ekologi, sosial, dan ekonomi. Mengelola sumberdaya alam selalu menggunakan teknik konservasi diperlukan untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan.

 

Nilai ekonomi utama dari sumber daya yang matang berasal dari layanan yang disediakan manusia. Kesimpulan yang dapat diambil adalah SDA pada hakekatnya segala kekayaan di bumi baik berupa benda mati maupun benda hidup dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

 

SDA memiliki peranan sangat penting terhadap kehidupan manusia. Lingkungan di sekitar manusia menyediakan berbagai kemampuan yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia sehari-hari. SDA termasuk di dalamnya, udara, air, tanah, mineral, bersama dengan iklim dan energi matahari, yang membentuk bagian alam yang tidak hidup atau 'abiotik' dan bagian 'biotik' atau bagian alam yang hidup terdiri dari tumbuhan dan hewan, termasuk mikroba. Tumbuhan dan hewan hanya dapat bertahan hidup sebagai komunitas organisme yang semuanya terkait erat dengan masing-masing di habitat mereka sendiri, dan membutuhkan kondisi lingkungan abiotik tertentu. Lingkungan hutan, padang rumput, gurun, gunung, sungai, danau dan lingkungan laut semuanya membentuk habitat untuk komunitas khusus bagi tumbuhan dan hewan untuk ditinggali. Interaksi antara aspek abiotik alam dan organisme hidup tertentu bersama membentuk ekosistem dengan berbagai tipe.

 

Banyak dari organisme hidup ini digunakan sebagai sumber makanan manusia, antara lain terkait dengan makanan manusia secara langsung, seperti penyerbuk dan penyebar tanaman, hewan tanah seperti cacing, yang mendaur ulang nutrisi untuk pertumbuhan tanaman, jamur dan rayap yang memecah bahan tanaman yang mati sehingga mikroorganisme dapat bertindak pada pengurai untuk membentuk kembali nutrisi tanah.

 

Selama 100 tahun terakhir, perbaikan perawatan kesehatan dan peningkatan status gizi manusia telah menyebabkan pertumbuhan penduduk yang cepat, terutama di negara-negara berkembang. Peningkatan jumlah manusia yang fenomenal ini menempatkan tuntutan besar pada SDA bumi. Lahan yang luas seperti hutan, padang rumput dan lahan basah telah diubah menjadi pertanian intensif, pemukiman, pertambangan dan perindudtrian. Tanah telah diambil untuk industri dan sektor perkotaan.

 

Perubahan-perubahan ini telah membawa perubahan dramatis dalam pola penggunaan lahan dan hilangnya secara cepat ekosistem alam yang berharga. Kebutuhan akan lebih banyak air, lebih banyak makanan, lebih banyak energi, lebih banyak barang-barang konsumsi, bukan hanya hasil dari populasi yang lebih besar, tetapi juga hasil dari pemanfaatan sumber daya secara berlebihan yang pada akhirnya akan merusak lingkungan dan mengancam kehidupan manusia itu sendiri (Demirel, 2016).

 

Apa saja Jenis Sumber Daya Alam ? Terdapat keanakaragaman persebaran SDA yang bisa digunakan oleh manusia melalui berbagai pemanfaatan. SDA dapat diklasifikasikan menurut berbagai kriteria.

 

Berdasarkan bentuk yang bisa dimanfaatkan, SDA di bumi dapat digolongkan sebagai berikut :

1. SDA materi, yakni apabila yang dimanfaatkan oleh manusia berupa materi SDA itu. Misalnya keanekaragaman jenis tambang mineral magnetik, bauksit, timah, hematit, kapur, kwarsa, pasir, siderit, limonit mampu dilebur menjadi bijih besi ataupun baja. Sektor mineral Indonesia merupakan penyumbang potensial bagi perekonomian nasional. Sektor ini terdiri dari banyak komoditas, seperti mineral logam, banyak mineral industri dan batuan. Di antara berbagai mineral, timah, nikel, tembaga, emas, dan batubara, telah dihasilkan dari deposit berkelas dunia dan mereka membentuk komoditas nasional yang penting, baik untuk ekspor ataupun di pasar domestik. Saat ini, proyek pertambangan di Indonesia menggunakan kurang dari 0,1% dari daratan Indonesia, berbeda dengan 33% lahan yang dimiliki oleh konsesi industri kayu. Ada banyak area lain yang belum dieksplorasi secara menyeluruh baik di darat maupun di dasar laut. Sebagian besar wilayah laut belum ditargetkan untuk eksplorasi mineralnya. Berdasarkan keadaan geologis, tidak terlalu optimis untuk berspekulasi bahwa lebih banyak penemuan akan terjadi di masa depan.

 

2. SDA hayati, merupakan SDA dalam wujud makhluk hidup, baik berupa hewan maupun tumbuhan. SDA tumbuhan dinamakan SDA nabati dan hewan dinamakan SDA hewani.

a) Tumbuhan

SDA hayati berupa tumbuhan merupakan SDA yang banyak jumlahnya dan sangat beragam keberadaannya, terutama di wilayah Indonesia aneka ragam tumbuhani ini memiliki manfaat dengan memproduksi banyak oksigen dalam aktivitas fotosintesis, dengan demikian sumberdaya hayati merupakan penghasil dan pendukung utama rantai makanan.

Eksploitasi tumbuhan secara berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahan plasma nutfah ini. Dampaknya dapat sampai mengganggu hancurnya rantai makanan. Pemanfaatan SDA hayati antara lain dapat digunakan sebagai bahan bakar, bahan kertas, bahan makanan, obat-obatan, bahan pakaian, bahan bangunan, pupuk organik, dan sebagainya. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan populasi manusia maka kebutuhan akan lahan pemukiman, industri, dan infrastruktur semakin besar pula. Dampaknya terjadi alih fungsi lahan secara besar-besaran, sehingga lahan untuk hidup tumbuhan terus-menerus terdesak keberadaannya.

 

b) Pertanian dan Perkebunan

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang bercorak agraris. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Sekitar 45% penduduk Indonesia hidup dari sektor pertanian ini. Pada kenyataannya negara Indonesia memiliki 31.000.000 juta hektar lahan pertanian yang sudah dibudidayakan aneka ragam tanaman.

Pertanian di negara Indonesia mampu menghasilkan beraneka jenis komoditas tumbuhan unggulan berpangsa ekspor antara lain berupa padi, kopra, kacang tanah, kedelai, jagung, sayur-mayur, umbi, pohong/singkong,

bawang merah dan cabai. Negara Indonesia juga dikenal dengan produksi perkebunannya yang besar, antara lain: perkebunan teh, karet, kelapa sawit, tebu, kapas, lada, kopi, dan sebagainya.

 

c) Hewan, Peternakan dan Perikanan

SDA hewani mempunyai manfaat yang sangat besar terhadap kehidupan manusia, sebab SDA hewani secara tradisional pemanfaatannya digunakan untuk membantu pekerjaan manusia yang berat, misalnya, binatang Sapi, Kerbau dan Kuda dapat dimanfaatkan untuk membantu membajak diareal persawahan. Sumberdaya hewani merupakan sumber protein yang sangat besar dan bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti unggas, Udang, Domba, Sapi, Kambing, perikanan darat dan sebagainya dapat menjadi sumber makanan hewani bagi manusia.

 

3. SDA energi, yakni apabila materi tersebut digunakan oleh manusia untuk tenaga penggerak alat , mesin, listrik atau sejenisnya, yang terkandung dalam SDA tersebut. Pertumbuhan populasi selalu dan akan tetap menjadi salah satu pendorong utama permintaan energi, seiring dengan perkembangan ekonomi dan sosial. Sementara populasi global telah meningkat secara berlebihan 1,5 miliar selama dua dekade terakhir. Ini berarti bahwa permintaan energi dapat tumbuh secara signifikan lebih cepat dari yang diharapkan, dan jika dikelola dengan benar, sumber daya energi dan teknologi harus tersedia untuk memenuhi permintaan ini. satu-satunya sumber daya energi terbarukan di mana proyeksi dibuat pada tahun 1993 adalah pembangkit listrik tenaga air dan biomassa. Kontribusi energi terbarukan tidak terlalu signifikan bila dibandingkan dengan energi yang berasal dari fosil. Laporan dari World Energy Council mengungkapkan bahwa 76% energy dunia masih ditopang dari energy fosil.

 

4. SDA ruang, merupakan lahan atau tempat yang dibutuhkan manusia untuk hidup. Manusia membutuhkan ruang untuk membangun rumah, mengolah makanan, memelihara padang rumput untuk hewan peliharaan, mengembangkan industri untuk menyediakan barang, dan mendukung industri dengan menciptakan desa dan kota. Sama pentingnya, manusia perlu melindungi kawasan hutan belantara, padang rumput, lahan basah, gunung, pantai, dan lain sebagainya sebagai upaya melindungi keanekaragaman hayati yang sangat berharga.

 

5. SDA Waktu, sebagai sumber daya alam, waktu tidak berdiri sendiri melainkan terikat dengan pemanfaatan sumber daya alam lainnya. Berdasarkan proses pembentukan, SDA dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a. SDA yang dapat diperbarui.

Disebut demikian, karena alam mampu mengadakan pembentukan baru dalam waktu relatif cepat, secara reproduksi atau siklus.

1) Perbaruan dengan reproduksi. Hal ini terjadi pada sumber daya alam Hayati, karena hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak sehingga jumlahnya selalu bertambah.

2) Perbaruan dengan adanya siklus. beberapa SDA ,misalnya air dan udara terjadi dalam proses yang melingkar membentuk siklus.

b. SDA yang tidak dapat diperbarui.

SDA ini terdapat dalam jumlah relatif statis karena tidak ada penambahan atau waktu pembentukan yang lama. Contoh : bahan mineral, batu bara dll. berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya, SDA ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1) SDA yang tidak cepat habis. Karena nilai konsumtifnya kecil.

2) SDA yang cepat habis. karena nilai konsumtif barang tersebut relatif tinggi.

 

Menurut cara terbentuknya bahan galian, SDA dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Bahan galian magmatik. Bahan galian yang terbentuk dari pendinginan magma di dalam bumi.

2. Bahan galian pegmatik. Bahan galian yang terbentuk dari dalam diaterma dan bentuk-bentuk intrusi lain, contohnya tambang timah putih di Bangka-Belituing

3. Bahan galian hasil sedimentasi, yaitu bahan galian yang terkonsentrasi karena terendapkan di sekitar sungai atau dasar genangan air yang diawali dari proses pelapukan batuan.

4. Bahan galian hasil pengayaan sekunder. Bahan galian yang terbentuk dan terakumulasi akibat proses pelapukan dan pelarutan yang intensif.

5. Bahan galian hasil metamorfosis kontak. Bahan galian yang berada disekitar magma. Karena bersentuhan dengan magma, maka berubah menjadi mineral yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.

6. Bahan galian hydrothermal, yaitu bahan galian yang terbentuk melalui resapan magma cair yang membeku terakhir melalui celah-celah struktur lapisan bumi. Misalnya bijih perak dan emas yang terbentuk di dekat permukaan bumi sebagai akibat terbawa oleh cairan magma melewati celah-celah, setelah cairan magma menguap, bijih perak dan emas tertinggal di dalam gang.

 

Berdasarkan nilai ekonomisnya atau nilai kegunaannya, SDA dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Sumber daya alam ekonomis tinggi yaitu sumber daya alam yang cara mendapatkannya memerlukan biaya besar. Contohnya mineral logam mulia, seperti emas dan perak.

2. Sumber daya alam ekonomis rendah, yaitu sumber daya alam yang cara mendapatkannya dengan biaya murah dan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak. Contohnya pasir, batu, dan gamping.

3. Sumber daya alam nonekonomis, adalah sumber daya alam yang cara mendapatkannya tanpa mengeluarkan biaya atau tanpa pengorbanan dan tersedia dalam jumlah tidak terbatas. Contohnya sinar matahari, udara, termperatur, dan angin.

 

Apa saja potensi dan pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) di Indonesia? Berikut ini penjelasnya

a) Air

Keberadaan sumberdaya air tidak merata di seluruh dunia. Semakin banyak penduduk dunia tinggal di daerah yang langka air dan kering secara alami, semakin banyak populasi manusia dituntut untuk mengurangi kebutuhan air per-kapita (berhemat air). Seiring meningkatnya populasi manusia, kebutuhan sumberdaya air untuk berbagi keperluan seperti keperluan rumah tangga, industri maupun energi juga semakin naik. Laporan World Energy Council (2013) mengungkapkan, sekitar sepertiga dari penduduk dunia tidak memiliki akses terhadap layanan sanitasi yang lebih baik dan tidak memiliki persediaan air minum yang memadai. Air juga digunakan untuk pengairan, bahan dasar industri minuman, penambangan, dan aset rekreasi. pada bidang energi sumbersaya air dapat dijadikan sebagai energy pembangkit listrik. Saat ini energi dunia sangat bersumber dari pembakaran fosil sebagai bahan bakar, aktivitas ini terus memicu tingkat gas rumah kaca yang berbahaya. sementara Generator listrik termal, termasuk bahan bakar fosil dan pembangkit listrik tenaga nuklir, membutuhkan air dalam jumlah besar untuk menghasilkan uap dan untuk menggerakkan turbin. Untuk mengurangi perubahan iklim dan meningkatkan kemandirian energi, perlu perhatian besar pada sumber energi yang rendah karbon dan terbarukan. Banyak generator energi terbarukan, salah satunya yang paling potensial adalah memanfaatkan sumberdaya air dalam jumlah besar.

 

Laporan Kementerian ESDM (Ministry of Energy and Mineral Resources Republic of Indonesia. 2017), di Indoensia Pemanfaatan Air sebagai energy listrik dinamakan PLTA. PLTA singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air. Ada banyak pembangkit listrik di Indonesia. Antara lain PLTA Sigura-gura = Sumatera Utara, Maninjau = Sumatera Barat, Jatiluhur = Jawa Barat, Tuntang = Jawa Tengah, Garung = Jawa Tengah, Sempor = Jawa Tengah, Wonogiri = Jawa Tengah, Lodaya = Jawa Timur, Sengguruh = Jawa Timur, Wlingi Raya = Jawa Timur, Karangkates = Jawa Timur, Tes = Bengkulu, Tonsen = Sulawesi Utara, Sadang = Sulawesi Utara, Riam Kanan = Kalimantan Selatan.

 

b) Angin

Pada era ini, penggunaan minyak bumi, batu bara, dan berbagai jenis bahan bakar hasil tambang mulai digantikan dengan penggunaan energi yang dihasilkan oleh angin. Angin mampu menghasilkan energi dengan menggunakan turbin yang pada umumnya diletakkan dengan ketinggian lebih dari 30 meter di daerah dataran tinggi. Selain sumbernya yang terbaharukan dan selalu ada, energi yang dihasilkan angin jauh lebih bersih dari residu yang dihasilkan oleh bahan bakar lain pada umumnya. Beberapa negara yang telah mengaplikasikan turbin angin sebagai sumber energi alternatif adalah Belanda dan Inggris.

 

Indonesia memiliki 34 provinsi dengan 4 provinsi di Pulau Maluku dan Papua, 6 provinsi di Pulau Sulawesi, 5 provinsi di Pulau Kalimantan, 6 provinsi ada di Pulau Jawa, 10 provinsi di Pulau Sumatera, dan 3 provinsi ada di Pulau Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara. Implementasi potensi angin di Indonesia yang dapat dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) ada di Samas Yogjakarta. Implementasi potensi angin di Indonesia yang dapat dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) ada di Samas Yogjakarta.

 

Menurut Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017, Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu yang terbesar ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu sebesar 10.188 MW, sedangkan potensi kedua dan ketiga terbesar adalah Jawa Timur dan Jawa Barat dengan potensi berturut-turut sebesar 7.907 dan 7.036 MW. Hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya adalah ketinggian gedung dan kepadatan penduduk di provinsi tersebut. Semakin banyak gedung-gedung pencakar langit dan penduduk yang tinggal di provinsi tersebut maka potensinya akan semakin rendah. Contohnya Provinsi DKI Jakarta yang memiliki banyak gedung besar dan penduduk terbanyak di Indonesia yakni 9.988.495 jiwa memiliki potensi terendah, yaitu hanya 4 MW.

 

c) Geothermal

Dalam hal sumber daya panas bumi, Indonesia dikenal memiliki kejadian besar, dengan sumber daya total tidak kurang dari 20.000 MW, yang mewakili 40% dari total sumber daya global. Sekali lagi, itu dapat berkontribusi secara signifikan terhadap keamanan pasokan energi untuk jangka waktu yang panjang (Tadjoeddin, 2000). Dari sumber daya yang diketahui dan potensial yang dapat dikembangkan, dapat diantisipasi bahwa pasokan domestik sumber energi dapat memberikan fondasi yang kuat bagi masa depan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

 

Beberapa nama pembangkit listrik di Indonesia yang memanfaatkan panas bumi antara lain:

o Pembangkit listrik panas bumi Wayang Windu, kapasitas 227 Megawatt, terletak di Bandung, Jawa Barat.

o Pembangkit listrik panas bumi Kamojang, kapasitas 200 Megawatt, terletak di Garut, Jawa Barat.

o Pembangkit listrik panas bumi Gunung Salak, kapasitas 375 Megawatt, terletak di Sukabumi, Jawa Barat.

o Pembangkit listrik panas bumi Sibayak, kapasitas 12 Megawatt.

o Pembangkit listrik panas bumi Darajat, kapasitas 255 Megawatt.

o Pembangkit listrik panas bumi Dieng, kapasitas 60 Megawatt, Jawa Tengah.

o Pembangkit listrik panas bumi Lahendong, kapasitas 60 Megawatt, Sulawesi Utara.

o Pembangkit listrik panas bumi Sarulla, kapasitas 330 Megawatt (terbesar di dunia), terletak di Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

 

c) Tanah

Tanah (Soil) terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan, bahan organik, bahan anorganik, air, dan udara. Tanah termasuk salah satu sumber daya alam nonhayati yang penting untuk menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup. Pertumbuhan tanaman pertanian dan perkebunan secara langsung terkait dengan tingkat kesuburan dan kualitas tanah. Lapisan Tanah Atas (Top Soil) tersusun atas:Horizon O (Humus)

 

Tersusun dari Serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan Bahan Organik Tanah (BOT) hasil Dekomposisi serasah (Oa). Horizon A Tersusun dari bahan mineral dengan kandungan bahan organik tinggi sehingga berwarna agak gelap.

 

Pengelolaan sumber daya nonhayati ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya pertambahan penduduk dunia dan kondisi cemaran lingkungan yang ada sekarang ini. Beberapa persebaran tanah di Indonesia anatara lain:

o Tanah Podzolit; Berasal dari pelapukan batuan yang mengandung kuarsa. Persebarannya : Sumatera, Kalimantan dan Papua.

o Tanah Aluvial; Berasal dari endapan lumpur sungai. Persebarannya : Sumatera bagian timur, Jawa bagian utara dan Kalimantan bagian selatan.

o Tanah Organosol; Berasal dari bahan induk organik seperti gambut dan rumput rawa. Persebarannya : Pasang surut timur sumatera dan pantai Kalimantan Barat

o Tanah Kapur; Berasal dari batuan kapur. Persebarannya : Pegunungan Kendung, Blora dan Pegunungan Sewu.

o Tanah Vulkanis (Andosol); Terbentuk dari pelapukan batuan-batuan vulkanis. Persebarannya : Sumatera, Jawa, Bali dan wilayah yang memiliki gunung api.

o Tanah Pasir Terbentuk dari batu pasir yang telah lapuk. Persebarannya : antai barat Sumatera Barat, JawaTimur, Sulawesi dan Yogyakarta.

o Tanah Humus, Terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk. Persebarannya : Meliputi kawasan hutan Indonesia

o Tanah Laterit, Terbentuk dari tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Persebarannya : Jakarta, Banten, Kalimantan Barat dan Pacitan.

 

d) Hasil tambang

Secara geologis, Indonesia merupakan wilayah potensial untuk pembentukan berbagai sumber daya energi dan mineral. Kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan sejak 1800 hingga saat ini, telah berhasil mengungkap sumber daya ini di berbagai bidang. Di antara berbagai sumber daya ini, minyak, gas, batu bara, batu bara, timah, nikel,tembaga, dan emas sejauh ini telah memberikan kontribusi penting bagi Indonesia ekonomi. Mayoritas wilayah Indonesia belum dieksplorasi secara menyeluruh, dan oleh karena itu kesempatan untuk menemukan energi baru dan deposit mineral sangat memungkinkan.

 

Pada sektor energi, minyak adalah sumber energi utama sejak 30 tahun terakhir tahun, dan ini dapat menyebabkan penipisan cepat sumber daya ini dalam waktu dekat. Langkah-langkah diambil untuk mempertahankan manfaat dari sumber daya ini, dengan mengintensifkan eksplorasi untuk mendapatkan lebih banyak cadangan minyak, disertai dengan diversifikasi penggunaan berbagai jenis energi, dan menerapkan kebijakan konservasi. Gas alam adalah sumber energi paling penting kedua, dan itu akan memainkan peran penting dalam mengurangi berbagi minyak dalam waktu dekat. Sumber daya batubara dan geothermal dapat menjadi sumber energi penting lainnya, mengingat kejadiannya yang tersebar luas. Selain itu, ada juga sejumlah sumber energi potensial terbarukan yang bisa dikembangkan di masa depan. Ketersediaan sumber daya energi penyelam di Indonesia dapat menjamin keamanan pasokan energi nasional untuk jangka waktu yang lama.

 

Kontribusi industri pertambangan untuk ekonomi nasional diperlukan sekarang, lebih dari sebelumnya, untuk membantu mendorong pemulihan ekonomi dari krisis, dan dalam jangka panjang, untuk memainkan peran kunci dalam pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Sementara memenuhi permintaan untuk meningkatkan peran sektor energi dan mineral untuk mendukung ekonomi nasional, pemerintah juga akan tetap berkomitmen untuk melindungi lingkungan melalui pengesahan dan penerapan hukum dan peraturan yang tepat.

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 1980 tentang penggolongan bahan-bahan galian atau tambang. Pada pasal 1, bahan-bahan galian terdiri atas tiga golongan, yaiyu:

o Bahan galian golongan A, merupakan bahan galian yang mempengaruhi perekonomian negara dan strategis bag pertahanan dan keamanan negara. Golongan bahan galian strategis seprti; bahan galian radio aktif, radium, thorium, uranium, kobalt, timah, nikel, batubara muda, aspal, gas alam, minyak bumi bitumen cair, lilin bumi,bitumen padat, antrasit.

 o Bahan galian golongan B, merupakan nahan galian vital yang dapat menjamin hajat hidup orang banyak. Golongan bahan galian B berupa besi, cerium,rhutenium, ytrium, belerang, , kristal kwarsa, mangan, molibden, Zircon, kriolit, fluaospar, barit, yodium,khrom, wolfram, vanadium, air raksa, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, dan logam-logam langka lainnya.

o Bahan galian golongan C, merupakan bahan galian indsutri. Bahan galian glongan C mencakup fofat-fosfat, garam batu, nitrat-nitrat, grafit, asbes, talk, tawas, leusit, magnesit, flespar, batu apung, gips, tras, pasir kwarsa, obsidian, perlit, tanah diatome, kalsit, granit, dolomit, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur mineral golongan A mapun B dalam jumlah yang berarti dari sisi ekonomi pertambangan.

 

Demikian pembahasan tentang Pengertian dan Peranan Sumberdaya Alam, Pengelompokan atau jenis Sumberdaya Alam serta potensi dan pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) di Indonesia. Semoga ada manfaatnya.

 

No comments

Post a Comment

Buka Formulir Komentar

Info Kurikulum Merdeka dan PM

Info Kurikulum Merdeka dan PM
Info Kurikulum Merdeka dan Pembelajaran Mendalam

Search This Blog

Social Media

Facebook  Twitter  Instagram  Google News   Telegram  

Popular Posts

Free site counter
Free site counter