PENGERTIAN DISIPLIN BELAJAR SISWA, FUNGSI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN BELAJAR SISWA

Tata Tertib Sekolah Merupakan
Sarana Untuk Meningkatkan
Disiplib Belajar Siswa
Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin apabila dilihat dari segi bahasanya itu sendiri adalah latihan ingatan dan watak untuk menciptakan pengawasan (kontrol diri), atau bisa juga kebiasaan mematuhi ketentuan dan perintah. Jadi arti pengertian Disiplin secara lengkap adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapa pun (Asy Mas’udi,Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(Yogyakarta: PT Tiga Serangkai, 2000), h. 88.). 




Menurut Kadir dalam Buku  Penuntun Belajar PPKN (Bandung: Pen  Ganeca Exact,1994), halaman 80 disebutkan bahwa “Disiplin adalah kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan atau pengendalian. Kedua Disiplin yang bertujuan mengembangkan watak agar dapat mengendalikan diri, agar berprilaku tertib dan efisien”


Pengertian Disiplin Belajar Menurut N.A. Ametembun (1991:8) displin dapat diartikan secara etimologi maupun terminolgi.  Secara etimologis, istilah Disiplin berasal dari bahasa Inggris “dicipline” yang artinya pengikut atau penganut. Sedangkan secara terminologis, istilah Disiplin mengandung arti sebagai keadaan tertib di mana para pengikut itu tunduk dengan senang hati pada ajaran-ajaran para pemimpinnya.
Disiplin akan timbul bila adanya keterbukaan, kerjasama, mematuhi suatu norma dengan rasa tanggung jawab. Pentingnya Disiplin bukan hanya pada lembaga formal, namun pada lembaga non formal pun sangat penting. Sudah menjadi keharusan bahwa tiap-tiap lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal harus bisa menegakkan serta menciptakan suatu Disiplin yang tinggi. Apabila di dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan tidak mengutamakan Disiplin, kemungkinan besar lembaga pendidikan itu tidak bisa berjalan dengan baik, sehingga peroses Belajar mengajar akan terganggu.

Pengertian Disiplin Belajar juga diartikan sebagai predis posisi (kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban (Agus, 1987). Jika dimengerti tentang Disiplin tersebut menyebabkan orang menjadi tertekan, beku tidak mempunyai insiatif, dan menimbulkan efek yang negatif, bagi perkembangan jiwa anak. Bahkan ada yang menganggap bahwa Disiplin Belajar sebagai suatu proses dan latihan Belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan, seseorang telah dikatakan berhasil mempelajari atau ia berhasil mengikuti dengan sendirinya proses Disiplin tersebut. Degunarso (1986). Proses Disiplin Belajar dilalui seseorang melalui tahapan latihan atau Belajar. Disiplin Belajar awalnya memang berat tapi bila kita sudah berhasil mempelajari atau berlatih, kita akan dapat mengikuti dengan sendirinya tanpa merasa tertekan.


Perkembangan Disiplin Belajar anak bukan merupakan sesuatu yang terjadi kebetulan melainkan membutuhkan waktu cukup lama untuk berkembang. Dalam hal ini Singgih (1985) mengemukakan lima tahapan antara lain : (a) Pada tahapan pertama Disiplin Belajar dimulai seseorang untuk menghindari hukuman; (b) Pada perkembangan tahap kedua, Disiplin Belajar diwujudkan hanya untuk membuat atau mendapatkan imbalan; (c) Pada tahap ketiga, Disiplin Belajar dijalankan demi Disiplin Belajar atau aturan itu sendiri; (d) Pada tahap keempat, Disiplin Belajar diterapkan berdasarkan kesadaran, bahwa untuk hidup bermasyarakat perlu mengikuti peraturan yang dilandasi oleh kepentingan pribadi atau kepentingan perorangan; (e) Pada tahap kelima, tahapan Disiplin Belajar ini dianggap tahapan yang paling tinggi atau sempurna di antara yang lain dimana sikap Disiplin Belajar sudah diwujudkan oleh kebutuhan informal dari dalam dari sendiri (Singgih,1987).


Fungsi dan Tujuan Disiplin Belajar
Fungsi utama Disiplin Belajar adalah mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mentaati peraturan berkaitan dengan hal tersebut diatas menerangkan sebagai berikut: (a) Menerapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenal hak milik orang lain;. (b) Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan merasa mengerti larangan-larangan (c) Mengerti tingkah laku yang baik dan tidak baik (d) Belajar mengendalikan diri, keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman. e. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain (Singgi, 1985). Jadi dalam menanamkan pendidikan pada anak perlu menanamkan pendidikan keDisiplinan, artinya menumbuhkan dan mengembangkan pengertian-pengertian yang berasal dari luar yang merupakan proses untuk melatih dan mengajarkan anak bersikap dan bertingkah laku sesuai harapan.

Upacara Bendera Meruka Sarana Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa


Faktor yang Mempengaruhi  Disiplin Belajar
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi sikap Disiplin Belajar siswa, yaitu:
1) Keteladanan
Keteladanan orang tua sangat mempengaruhi sikap Disiplin anak, sebab sikap dan tindak tanduk atau tingkah laku orang tua sangat mempengaruhi sikap dan akan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, orang tua bukanlah hanya sebagai pemberi kebutuhan anak secara materi, tapi orang tua juga adalah sebagai pemberi ilmu pengetahuan dan dituntut untuk menjadi suri tauladan bagi anaknya.

2) Kewibawaan
Orang tua yang berwibawa dapat memberi pengaruh yang positif bagi anak, hal ini sebagaimana yang tertulis dalam sebuah buku yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1983:3) bahwa kewibawaan adalah pancaran kepribadian yang menimbulkan pengaruh positif sehingga orang lain mematuhi perintah dan larangannya. Orang  yang berwibawa menampakkan sikap dan nilai yang lebih unggul untuk diteladani.
Pendapat tersebut menyebutkan, bahwa kewibawaan sangat   mempengaruhi sikap seseorang. Kewibawaan yang dimiliki oleh orang tua   sangat menentukan kepada pembentukan kepribadian anak. Anak yang terbiasa melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk orang tua, maka dalam dirinya itu sudah tertanam sikap Disiplin, dan sebaliknya apabila orang tua sudah tidak memiliki kewibawaan, akan sulit bagi orang tua tersebut untuk mengarahkan dan membimbing  anak dan yang akan terjadi adalah tindakan-tindakan inDisipliner, dengan demikian kewibawaan sangat mempengaruhi perilaku anak.

3) Anak
Agar Disiplin di lingkungan keluarga dapat berjalan dengan baik, maka sangat diharapkan kerjasama antar semua yang ada di rumah tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sangat diharapkan adanya kesadaran anak itu sendiri dalam membina keDisiplinan. Anak harus menyadari kedudukannya sebagai anak yang memerlukan orang tua.

4) Hukuman dan ganjaran
Hukuman dan ganjaran, merupakan salah satu usaha untuk mempengaruhi perilaku. Apabila anak melakukan suatu pelanggaran atau suatu perbuatan yang tidak terpuji dan tidak mendapat teguran dari orang tua, maka akan timbul dalam diri anak tersebut suatu kebiasaan yang kurang baik.

5) Lingkungan
Faktor yang tidak kalah pentingnya dan berpengaruh terhadap Disiplin adalah faktor lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Pada umumnya apabila lingkungan baik, maka akan berpengaruh terhadap perbuatan yang positif dan begitu pula sebaliknya.
Agar dapat terlaksana sikap Disiplin yang diharapkan, maka ketiga lingkungan tersebut harus saling membantu, saling menolong, kerjasama, karena masalah pendidikan itu sudah sewajarnya menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, dalam hal ini guru/sekolah, orang tua/keluarga dan begitu juga masyarakat yang berada di lingkungannya.
Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa keluarga mendidik anak dengan memberikan kebiasaan-kebiasaan yang baik sebagai pembentukan watak yang terpuji. Sekolah mendidik anak memberikan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan si anak dengan pengajaran, dan dari masyarakat mendidik anak-anak dengan latihan-latihan praktis, berwujud keterampilan, ketabahan, keberanian, dan sebagainya yang semuanya akan dipergunakan sebagai bekal dalam kehidupannya.

Sedangkan Belajar dapat dibatasi sebagai kegiatan pisik dan mental dalam proses perubahan perilaku, maka dilihat dari ruang lingkupnya aktivitas Belajar menyangkut aktivitas Belajar di sekolah maupun  di rumah. Dengan demikian, maka dapat diidentifikasi bahwa Disiplin Belajar adalah keadaan sikap mental anak yang dengan senang hati tunduk pada aturan-aturan ketertiban kegiatan pisik dan mental dalam merubah perilaku melalui kegiatan Belajar di sekolah maupun di rumah.  Oleh karena itu, jelaslah bahwa masalah Disiplin Belajar siswa merupakan hal yang sangat penting, karena jika keDisiplinan tersebut telah tertanam dalam diri anak, maka ia akan berusaha untuk Belajar secara teratur, kontinue, dan ajeg sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada, sehingga akan tercapai sebuah prestasi dalam Belajar.




Cara Menumbuhkan KeDisiplinan dalam Belajar
Untuk menumbuhkan keDisiplinan dalam Belajar, maka siswa harus membiasakan hal-hal sebagai berikut:
a) Mengikuti pedoman umum untuk Belajar
1) Keteraturan dalam Belajar
Keteraturan merupakan unsur pokok dalam pelaksanaan Disiplin Belajar, karena dengan Belajar yang teratur siswa akan menemukan sendiri cara Belajar yang baik dan tentunya akan berpengaruh terhadap efektivitas Belajar siswa. Hal ini sebagaimana pendapat The Liang Gie, bahwa keteraturan dalam Belajar merupakan salah satu unsur Disiplin yang ikut menentukan keberhasilan dalam proses Belajar mengajar.
2) Konsentrasi
Konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap susuatu dengan mengesampingkan semua masalah yang tidak berhubungan. Untuk itu, jika seorang siswa akan mengkonsentrasikan dirinya dalam kegiatan Belajar, maka ia harus berusaha memusatkan pikirannya terhadap satu pelajaran yang sedang dihadapinya, dan ia harus berusaha mengesampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan proses Belajar yang akan dihadapi.
3) Tertib dalam Belajar
Tertib dalam Belajar adalah apabila seorang siswa menyusun tata tertib dalam Belajar sehingga siswa dapat Belajar dengan tertib, kontinue, dan konsisten sesuai dengan tata tertib yang telah dibuatnya.
4) Tertib dalam menggunakan perpustakaan
Tidak ada kegiatan Belajar yang dapat dilakukan tanpa membaca dan sumber bacaan adalah buku. Dalam menggunakan buku, anak harus mencintai dan menganggap buku sebagai sahabat. Seseorang dapat mencintai buku-buku dan mereka senantiasa merupakan sahabat yang abadi.

b. Cara mengatur waktu
1) Pengelompokkan waktu
Salah satu yang dihadapi anak adalah penggunaan waktu dalam Belajar. Banyak anak yang mengeluh kekurangan waktu untuk Belajar, tetapi sebenarnya anak kurang memiliki keteraturan dan Disiplin untuk menggunakan waktu secara efektif dan efisien.
2) Penjatahan waktu.
Untuk Belajar secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kegiatan. Banyak anak yang membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran, karena kebingungan apa yang sebaiknya dipelajari. Sehingga hal ini akan membuang waktu secara sia-sia.

Sumber Bacaan:
Agus Sujanto, 2000 Psikologi Perkembangan, Jakarta : Aksara Baru
Depdikbud, Petunjuk Pembinaan Sekolah, 1983 Jakarta : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
N.A. Ametembun, (1991) Manajemen Kelas, (Bandung : FKIP IKIP Bandung

The Liang Gie,1999 Cara Belajar Efektif, Yogyakarta : Gajah Mada University



= Baca Juga =



3 Comments

Previous Post Next Post