PEMBELAJARAN KOOPERATF MODEL JIGSAW




Pembelajaran Kooperatf Model Jigsaw
1. Pengantar
Belajar kooperatif ( Cooperative Learning ) model Jigsaw mengandung pengertian sebagai suatu strategi pembelajaran yang menggunakan group kecil, siswa bekerja sama, belajar satu sama lain, berdiskusi dan saling membagi pengetahuan, saling berkomunikasi, saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Belajar kooperatif mempunyai pengertian luas dari hanya sekedar kerja kelompok. Di dalam belajar kooperatif setiap anggota bertanggung jawab terhadap keberhasilan anggota-anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan pembelajaran ( Charani, 2003 : 10 ).
Dari beberapa model pendekatan belajar kooperatif tersebut di atas salah satu diantaranya adalah model Jigsaw. Jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif yang dapat digunakan untuk semua bidang studi dan semua tingkatan. Di sini para siswa dimotivasi untuk mempelajari bahan sebaik mungkin dan bekerja keras di dalam kelompok ahli sehingga dapat membantu anggota kelompok lain.
Model Jigsaw ini dikembangkan Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya.
Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
      3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
      4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru ( kelompok ahli ) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
      5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tim anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
      6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
      7. Guru memberi evaluasi.
      8. Penutup.
Berdasarkan pengertian dan ilustrasi  tersebut terlihat interaksi individu siswa diuji kemampuannya untuk saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok ahli dan harus terampil pula pada penjelasan hasil penyelesaian tugas tersebut pada kelompok asal \nya. Interaksi ini mencerminkan aktivitas belajar yang secara bersama-sama memahami isi pelajaran dalam kegiatan belajar yang teratur sehingga diharapkan mampu meningkatkan  prestasi belajar mereka.

2.Pengertian.
Metode berarti cara  yang teratur dan terpikirkan secara baik untuk mencapai suatu maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.   
Jigsaw menurut arti kata adalah gergaji ukir atau pola yang berbentuk mata gergaji ukir guna menyusun suatu gambar atau muzaik yang beraturan. ( Shadily, 1996 : 336 )
3. Langkah-langkah Metode Jigsaw.
Jigsaw telah dikembangkan  dan diujicoba oleh Elliot Aronson di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin di Universitas John Hopkin dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut :
Pertama : Siswa dibagi  berkelompok 4 – 5 orang anggota dengan memperhatikan heterogen, latar belakang yang berbeda, disebut tim asal.
Kedua      :  Siswa diberi tugas sesuai isi pelajaran dan dibagi menjadi beberapa kelompok, tugas pokok untuk masing-masing anggota kelompok asal disebut tim ahli. Pada pengelompokan menyelesaikan tugas ini siswa diberikan kebebasan memilih tugas sesuai dengan kemampuannya dan bertanggung jawab terhadap tugas tersebut.
Ketiga     :   Siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok ahli dipersilakan untuk kembali menyampaikan hasilnya kepada tim asal, secara berurutan sesuai dengan makna tugas yang diberikan guru.
Keempat  :   Guru memberikan skor melalui kuis pemahaman isi pelajaran sesuai dengan topik  pelajaran  atau tugas yang diberikan kepada siswa melalui kelompok tadi. Kegiatan ini dilakukan  berulang sampai skor yang diperoleh siswa  maksimal.        
4. Paradigma Pendidikan IPS Indonesia.
Pemikiran mengenai konsep pendidikan IPS di Indonesia banyak dipengaruhi oleh pemikiran ”social studies” di Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang memiliki pengalaman panjang dan reputasi akademis yang signifikan dalam bidang itu. Reputasi tersebut tampak dalam perkembangan pemikiran mengenai bidang itu seperti dapat disimak dari berbagai karya akademis yang antara lain dipublikasikan oleh National Council for the social Studies (NCSS)
Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam dunia persekolahan terjadi pada tahun 1972-1973, yakni dalam kurikulum Proyek Perinstis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung. Dalam kurikulum 1975 pendidikan IPS menampilkan empat profil yakni : (1) Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Pendidikan Kewargaan Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus yang mewadahi tradisi ”citizenship transmission; (2) Pendidikan IPS terpadu untuk Sekolah Dasar; (2) Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP yang menempatkan IPS sabagi konsep payung yang menaungi mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi koperasi; dan (4) pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi untuk SMA, atau sejarah dan geografi untuk SPG.
Dilihat dari perkembangan pemikiran yang berkembang di Indonesia sampai saat ini pendidikan IPS terpilah dalam dua arah. Yakni : pertama PIPS untuk dunia persekolahan dan kedua PDIPS untuk perguruan tinggi pendidikan guru IPS (Dr.Udin S. Winata Putra dkk,2004:1.35)



2 Comments

Previous Post Next Post